//]]>

Bepe Cs Bakal Tuntut K-78


Jika PSSI Kena Sanksi FIFA

JAKARTA – Ancaman sanksi dari FIFA kepada PSSI membuat banyak pihak ketir-ketir dan kecewa berat. Diantaranya adalah para pemain dan mantan pemain yang tergabung dalam Asosiasi Pemain Sepak Bola Indonesia (APSI).

Kemarin siang APSI mengecam tindakan pemaksaan kehendak yang dilakukan sebagian pemilik suara saat digelarnya Kongres PSSI Jumat kemarin di Hotel Sultan Jakarta. Akibat tindak pemaksaan pihak-pihak yang punya kepentingan itu, kongres yang agenda pokoknya adalah memilih Ketum, Waketum, dan anggota Exco PSSI periode 2011-2015 deadlock.



Dalam keterangan persnya kemarin APSI bersiap menuntut para oknum “pengacau” kongres tersebut jika nantinya FIFA benar-benar menjatuhkan sanksi kepada PSSI. “Kami akan tuntut mereka yang terbukti memaksakan kehendak di kongres FIFA nanti benar-benar menjatuhkan sanksi kepada PSSI,” kata perwakilan APSI, Bambang Pamungkas.

Dalam jumpa pers kemarin, selain Bambang Pamungkas, juga turut hadir sejumlah pemain Timnas Merah Putih. Antara lain Muhamad Nasuha dan Toni Sucipto. Hadir juga mantan pemain Timnas seperti Hendro Kartiko, Elly Idris, Rully Nere dan Marzuki Nyakmad.

APSI sangat berharap pemerintah turut berupaya mencegah agar sanksi tidak dijatuhkan. APSI meminta Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono berserta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng turun tangan langsung mengatasi persoalan ini.

Tapi Bambang Pamungkas menegaskan jika pemain tidak akan larut dan terlibat dalam perselisihan pihak-pihak tertentu. “Kami di tengah-tengah saja. Tidak di pihak mana pun. Kami hanya pemain yang terjun langsung di lapangan. Kami sangat berharap usaha kami dihargai. Kami sangat berharap Indonesia tidak di-suspend FIFA. Jika disanksi dampaknya sangat tidak bagus bagi para pemain,” lanjut kapten timnas itu.

Irawadi Hanafi, koordinator APSI pesimis jika INdonesia bisa lolos dari sanksi. Itu didasarkan pada kecaman, caki maki, dan arogansi lainnya yang dilakukan beberapa pemilik suara di kongres yang dihadiri perwakilan FIFA dan AFC. Perwakilan FIFA Thierry Regenass sampai geleng-geleng dan menjambak jambak rambutnya melihat ulah sebagian pemilik suara di kongres.

“Tanpa menghina FIFA di depan umum, Brunei Darussalam, Bosnia dan Yunani, mereka di-suspend. Apalagi, kita yang menghina FIFA di depan umum,” ujar Irawadi Hanafi.

APSI adalah pihak kesekian yang berecana menggugat “pengacau” kongres jika turun sanksi dari FIFA. Sebelumnya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga mantan calon Ketum PSSI Adhyaksa Dault dan anggota KN FX Hadi Rudiatmo pernah mencetuskan hal serupa.

Menanggapi adanya rencana pihak-pihak yang akan menggugat, kelompok 78 yang menjadi sasaran bersikap santai. Salah satu pentolan kelompok 78 Hadiyandra mempersilahkan siapa saja melakukan gugatan. “Monggo. Silahkan mereka menggugat. Tapi pertanyaannya nanti ada sanksi atau tidak,” kata Hadiyandra saat dihubungi koran ini.

Sekum Pengprov PSSI Jambi ini menyatakan apa yang dilakukan oleh mayoritas pemilik suara semuanya sesuai aturan. “Kalau kita menjalankan aturan, sanksi pasti akan jauh. Pemberi sanksi juga punya dasar-dasar. Atas dasar apa kita diberi sanksi. Melihat kongres kemarin, apa layak kita dijatuhi sanksi – saya rasa tidak,” ungkap Hadiyandra.

Menurut Hadiyandra, saat ini pemilik suara masih menunggu perkembangan yang terjadi karena kongres PSSI belumlah selesai. “Saat ini kita tidak tahu apakah kongresnya akan diulang atau bagaimana. Kita berharap ini segera diselesaikan. KN harus bertanggungjawab sampai terpilihnya kepengurusan baru,” ungkapnya.

Seandainya ada sanksi Hadiyandra juga yakin itu tidak akan lama. “Dalam dua hari sanksi bisa dicabut. Tapi resminya pencabutan memang dalam kongres FIFA. Itu sama dengan statute PSSI. Saya rasa kita terlalu kaku dan ada semacam pembodohan bahwa kalau ada sanksi maka sanksi itu akan berlaku minimal satu tahun. Padahal tidak. Hari ini sanksi besok pun bisa dicabut lagi,” terangnya.

Sementara itu, kemarin sore KN menggelar press conference di kantor PSSI. Di hadapan media Ketua KN Agum Gumelar kembali mereview apa yang sebenarnya terjadi di kongres Jumat lalu. Semua rangkain yang terjadi sebelum hingga kongres menurut Agum segera dilaporkan ke FIFA.

“Pada 27 Mei saya dan pak Joko Driyono akan berangkat ke Zurich dalam rangka menghadiri undangan kongres FIFA pada 1 Juni. Kami akan Exco FIFA akan bersidang pada 30 Mei. Kami akan melobi sebisa mungkin agar pada 29 Mei bisa ketemu Presiden FIFA Sepp Blatter untuk menjelaskan secara langsung apa yang terjadi,” kata Agum. “Berhasil atau tidak ini perjuangan yang akan kita lakukan. Jika berhasil itu adalah keberhasilan kita bersama,” jelas Agum.

1 komentar:

Antara mengatakan...

Kongres apaan..paling pergi berlibur dan santai..*huff*

Posting Komentar