INI ADALAH BLOG SEORANG SIMPLE, "Ketika seorang mampu berharap sesuatu yang tinggi, maka ia akan hanya menjadi seorang yang paling menderita didalam harapannya, saat hampa dalam genggamannya"
Bepe Cs Bakal Tuntut K-78
Jika PSSI Kena Sanksi FIFA
JAKARTA – Ancaman sanksi dari FIFA kepada PSSI membuat banyak pihak ketir-ketir dan kecewa berat. Diantaranya adalah para pemain dan mantan pemain yang tergabung dalam Asosiasi Pemain Sepak Bola Indonesia (APSI).
Kemarin siang APSI mengecam tindakan pemaksaan kehendak yang dilakukan sebagian pemilik suara saat digelarnya Kongres PSSI Jumat kemarin di Hotel Sultan Jakarta. Akibat tindak pemaksaan pihak-pihak yang punya kepentingan itu, kongres yang agenda pokoknya adalah memilih Ketum, Waketum, dan anggota Exco PSSI periode 2011-2015 deadlock.
Dalam keterangan persnya kemarin APSI bersiap menuntut para oknum “pengacau” kongres tersebut jika nantinya FIFA benar-benar menjatuhkan sanksi kepada PSSI. “Kami akan tuntut mereka yang terbukti memaksakan kehendak di kongres FIFA nanti benar-benar menjatuhkan sanksi kepada PSSI,” kata perwakilan APSI, Bambang Pamungkas.
Dalam jumpa pers kemarin, selain Bambang Pamungkas, juga turut hadir sejumlah pemain Timnas Merah Putih. Antara lain Muhamad Nasuha dan Toni Sucipto. Hadir juga mantan pemain Timnas seperti Hendro Kartiko, Elly Idris, Rully Nere dan Marzuki Nyakmad.
APSI sangat berharap pemerintah turut berupaya mencegah agar sanksi tidak dijatuhkan. APSI meminta Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono berserta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng turun tangan langsung mengatasi persoalan ini.
Tapi Bambang Pamungkas menegaskan jika pemain tidak akan larut dan terlibat dalam perselisihan pihak-pihak tertentu. “Kami di tengah-tengah saja. Tidak di pihak mana pun. Kami hanya pemain yang terjun langsung di lapangan. Kami sangat berharap usaha kami dihargai. Kami sangat berharap Indonesia tidak di-suspend FIFA. Jika disanksi dampaknya sangat tidak bagus bagi para pemain,” lanjut kapten timnas itu.
Irawadi Hanafi, koordinator APSI pesimis jika INdonesia bisa lolos dari sanksi. Itu didasarkan pada kecaman, caki maki, dan arogansi lainnya yang dilakukan beberapa pemilik suara di kongres yang dihadiri perwakilan FIFA dan AFC. Perwakilan FIFA Thierry Regenass sampai geleng-geleng dan menjambak jambak rambutnya melihat ulah sebagian pemilik suara di kongres.
“Tanpa menghina FIFA di depan umum, Brunei Darussalam, Bosnia dan Yunani, mereka di-suspend. Apalagi, kita yang menghina FIFA di depan umum,” ujar Irawadi Hanafi.
APSI adalah pihak kesekian yang berecana menggugat “pengacau” kongres jika turun sanksi dari FIFA. Sebelumnya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga yang juga mantan calon Ketum PSSI Adhyaksa Dault dan anggota KN FX Hadi Rudiatmo pernah mencetuskan hal serupa.
Menanggapi adanya rencana pihak-pihak yang akan menggugat, kelompok 78 yang menjadi sasaran bersikap santai. Salah satu pentolan kelompok 78 Hadiyandra mempersilahkan siapa saja melakukan gugatan. “Monggo. Silahkan mereka menggugat. Tapi pertanyaannya nanti ada sanksi atau tidak,” kata Hadiyandra saat dihubungi koran ini.
Sekum Pengprov PSSI Jambi ini menyatakan apa yang dilakukan oleh mayoritas pemilik suara semuanya sesuai aturan. “Kalau kita menjalankan aturan, sanksi pasti akan jauh. Pemberi sanksi juga punya dasar-dasar. Atas dasar apa kita diberi sanksi. Melihat kongres kemarin, apa layak kita dijatuhi sanksi – saya rasa tidak,” ungkap Hadiyandra.
Menurut Hadiyandra, saat ini pemilik suara masih menunggu perkembangan yang terjadi karena kongres PSSI belumlah selesai. “Saat ini kita tidak tahu apakah kongresnya akan diulang atau bagaimana. Kita berharap ini segera diselesaikan. KN harus bertanggungjawab sampai terpilihnya kepengurusan baru,” ungkapnya.
Seandainya ada sanksi Hadiyandra juga yakin itu tidak akan lama. “Dalam dua hari sanksi bisa dicabut. Tapi resminya pencabutan memang dalam kongres FIFA. Itu sama dengan statute PSSI. Saya rasa kita terlalu kaku dan ada semacam pembodohan bahwa kalau ada sanksi maka sanksi itu akan berlaku minimal satu tahun. Padahal tidak. Hari ini sanksi besok pun bisa dicabut lagi,” terangnya.
Sementara itu, kemarin sore KN menggelar press conference di kantor PSSI. Di hadapan media Ketua KN Agum Gumelar kembali mereview apa yang sebenarnya terjadi di kongres Jumat lalu. Semua rangkain yang terjadi sebelum hingga kongres menurut Agum segera dilaporkan ke FIFA.
“Pada 27 Mei saya dan pak Joko Driyono akan berangkat ke Zurich dalam rangka menghadiri undangan kongres FIFA pada 1 Juni. Kami akan Exco FIFA akan bersidang pada 30 Mei. Kami akan melobi sebisa mungkin agar pada 29 Mei bisa ketemu Presiden FIFA Sepp Blatter untuk menjelaskan secara langsung apa yang terjadi,” kata Agum. “Berhasil atau tidak ini perjuangan yang akan kita lakukan. Jika berhasil itu adalah keberhasilan kita bersama,” jelas Agum.
Janji Bambang Pamungkas untuk Indonesia
Tulisan Bepe yang berjudul 'Sebuah janji di tengah malam yang sunyi' mengungkap sisi keteladanannya. Walau judulnya mirip puisi, ini bukan puisi.
Bambang seolah curhat habis-habisan lewat tulisannya, membanggakan prestasinya di kala muda, merefleksikan diri, dan bertekad memberi yang terbaik hingga saatnya nanti harus berhenti.
Bepe menceritakan tiap momen penting dalam karirnya layaknya seorang novelis. Kesan dramatisasi suasana dilenyapkan oleh sikapnya dalam memaknai sebuah peristiwa.
Ketika pulang ke kampung halaman, Bepe terkesan dengan kebanggaan sang ayah yang memajang jersey timnas pertamanya dalam sebuah pigura.
Jersey itu penuh dengan tandatangan skuad timnas Sea Games 1999. Di bagian tengah, ada tanda tangan Bima Sakti (kapten saat itu) disertai tulisan "Semoga Sukses buat Bambang".
Doa Bima Sakti terwujud, Bambang Pamungkas telah menjadi pemain tersukses dalam sejarah sepakbola nasional. Saat ini, dia adalah topskor timnas sepanjang masa.
Namun ada yang lebih mengesankan dari sosok Bambang, di luar kesuksesan prestasinya. Di saat usianya tidak muda lagi, komitmen dan tanggung jawabnya semakin tebal.
Malam itu, sambil memandang jersey tersebut sayapun berjanji dalam hati. Sebuah janji yg akan selalu saya pegang, sampai saatnya nanti saya harus berhenti..
Sebuah janji yang menggetarkan hati...
Saya berjanji untuk selalu berusaha menepati dan menyanggupi setiap panggilan dari tim nasional Indonesia, apapun keadaannya. Saya akan selalu berusaha untuk datang tepat waktu, memberikan kemampuan terbaik saya, serta memberikan dedikasi tertinggi saya kepada pasukan garuda, dalam apapun kendalanya..
Kemampuan saya mungkin akan berangsur surut seiring dengan berjalannya waktu, ketajaman saya sebagai seorang striker mungkin lambat laun akan memudar seiring dengan berkembangnya permainan sepakbola itu sendiri. Akan tetapi “TIDAK” dengan komitmen dan dedikasi saya kepada tim merah - putih. TIDAK AKAN PERNAH BERUBAH…!!!
Ini adalah jawaban untuk yang meragukan keberadaannya di timnas. Walaupun sekarang tak selalu jadi piihan utama, totalitas untuk memberi yang terbaik masih betah menghuni niatnya.
Jika timnas sudah tidak butuh tenaganya, Bambang pun sudah siap.
Cepat atau lambat, jersey merah - putih ini pasti akan tanggal dari badanku. Akan tetapi satu hal yg pasti, lambang garuda itu akan tetap melekat di dada kiriku, tinggal disana sampai akhir hayatku
Jadikan sikapnya ini sebagai teladan.
Kunjungi situsnya: http://bambangpamungkas20.com
BAMBANG PAMUNGKAS Kecam Kelompok 78
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemaksaan kehendak yang dilakukan Kelompok 78 saat kongres membuat striker timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, berang. Striker Persija Jakarta itu meminta kelompok tersebut bertanggung jawab jika nanti Indonesia dikenai sanksi FIFA.
"Kami menuntut peserta Kongres yang memaksakan kehendaknya apabila nantinya Indonesia mendapat sanksi dari FIFA" ujar pemain yang akrab dipanggil Bepe tersebut, membacakan pernyataan sikap Asosiasi Pemain Sepakbola Indonesia (ASPSI), di Jakarta, Senin (23/5).
Bepe pun berharap FIFA tidak menjatuhkan sanksi kepada Indonesia karena hanya akibat ulah beberapa insan sepakbola yang memaksakan kehendaknya. "Kami meminta pemerintah dalam hal ini, Menpora untuk turun tangan secara langsung menyelesaikan masalah ini" tambah Bepe.
Meskipun mengecam, Bambang menegaskan para pemain tidak akan terlibat dalam perselisihan kedua kubu, yakni Komite Normalisasi dan Kelompok 78. Menurut Bambang, para pemain akan tetap berada di tengah, tidak di pihak manapun. "Kami para pemain tugasnya bertanding di lapangan. Namun kami juga meminta usaha kami dihargai," ujarnya.
Bepe berharap Indonesia tidak dihukm oleh FIFA. "Karena jika Indonesia kena sanksi, akan merugikan para pemain profesional. Kesempatan bermain para pemain di kancah Internasional akan hilang" lanjutnya.
Selain Bambang Pamungkas, dalam pernyataan sikap tersebut turut hadir sejumlah pemain Timnas Indonesia, diantaranya seperti M. Nasuha, Toni Sucipto dan Hendro Kartiko. Adapula mantan pemain Timnas seperti Elly Idris, Rully Mere dan Marzuki Nyakmad.
"Aktor sesungguhnya dari dunia sepakbola adalah 11 pemain yang bermain di lapangan. Ini yang seharusnya menyampaikan sikapnya terkait kisruh Kongres PSSI" sindir Koordinator APSI (Asosiasi Pemain Sepakbola Indonesia), Irawadi.
Menurut Irawadi, Indonesia hampir pasti terkena sanksi FIFA "Brunei, Bosnia dan Yunani yang tanpa menghina FIFA di depan umum saja dihukum, apalagi kita yang menghina FIFA di depan umum" keluhnya.
BEPE : “Saya Cinta Dan Nyaman Dengan Persija”
Ya, selepas Persija mengalahkan Persijap Jepara dua hari lalu, saat jumpa pers seorang reporter mempertanyakan tentang tawaran ke Bepe. Tawaran itu berupa misi transfer yang kabarnya siap dilakukan klub PSM Makassar yang bermain di Liga Primer Indonesia (LPI) untuk mendatangkan pemain asal Salatiga ini. Bahkan, ada kabar yang beredar kalau suami Tribuana Tungga Dewi itu jika mau pindah dapat tawaran kontrak hingga Rp2 miliar. Sayang, semua kabar tersebut langsung ditepis Bepe.
Sang ikon Macan Kemayoran pun mengakui tak ada tawaran apa pun yang datang kepadanya. ”Tidak ada tawaran yang masuk ke saya. Saya komit, cinta serta nyaman dan akan tetap menjalani kontrak sesuai persetujuan awal dengan Persija. Jadi, isu tentang adanya tawaran dari PSM sama sekali tidak pernah ada,” tutur Bepe. Bepe juga berpendapat, sebagai pemain profesional, sampai saat ini dia hanya mau bermain di kompetisi yang secara resmi berada di bawah naungan FIFA.
Menurut Bepe, LPI belum tentu akan menghasilkan kompetisi yang bagus walau dirinya pun menyatakan Indonesia Super League (ISL) juga belum bisa dibilang baik. Bepe memang enggan berkomentar banyak soal kualitas LPI. Tapi, ISL yang kini menaunginya bersama Persija berada di bawah PSSI.
”Kalau ibarat pigura, saya hanya mau ada di dalamnya.Saya hanya mau bermain di kompetisi resmi FIFA. LPI belum tentu menawarkan yang terbaik walaupun memang ISL juga masih semrawut,” tandas penyerang yang pernah main di klub semi pro Belanda, EHC Norad, itu.
Hubungan Bepe dengan Persija memang sangat erat. Bahkan, boleh dibilang kalau separuh lebih karier ayah tiga anak ini di lapangan hijau jadi milik klub yang didukung suporter Jakmania itu.
Jadi, ketika Bepe menolak rumor soal kepindahannya ke PSM maupun klub lain, ini sebagai ikrar penegas kesetiaannya terhadap Persija. Karier Bepe di skuad Macan Kemayoran dimulai pada 1999, selepas membela klub juniornya, Persikas Kabupaten Semarang. Rumor kepindahan Bepe ke klub di luar Persija sebenarnya sempat memanas pada musim 2007.
Pada akhir 2006, Bepe menjalani musim terakhirnya bersama klub Malaysia Super League (MSL) Selangor FC. Ketika itu kepulangan Bepe kembali ke Tanah Air dikaitkan dengan Persmin Minahasa. Klub yang kini keberadaannya tak jelas itu pada musim tersebut siap membangun dream team. Bepe salah satu pemain yang diincar manajemen Persmin yang dikomandani Manajer Ricky Pontoh.
Bahkan, manajemen Persmin siap mendatangkan tandem Bepe kala di Selangor FC yang merupakan pemain depan Argentina, yakni Brian Fuentes. Harga tinggi juga rumornya disiapkan untuk Bepe dalam kisaran Rp1 miliar, kontrak yang wah ketika itu. Tapi, isu itu menguap dan tak jelas juntrungannya. Bepe pun kembali ke Indonesia dan berkostum Persija lagi pada 2007 hingga kini.
The Jak Mania : Fenomena "Bepe Lovers"
Siapa yang tidak kenal Bambang Pamungkas, striker Timnas Indonesia, dan Persija Jakarta (sampai tulisan ini naik cetak) yang memang sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar. Lahir 30 tahun lalu, Bepe kecil menghabiskan masa kecilnya hingga menamatkan pendidikan menengah pertamanya di sebuah kabupaten yang terletak di kota Semarang yakni Getas.
Diumur 8 tahun bepe kecil sudah mulai bermain bola untuk bergabung di sebuah SSB di tempat kelahirannya, hingga bakatnya mulai semakin terasah di saat bepe bergabung di Diklat Salatiga. Hingga pada akhirnya di usia yang belum genap 20 tahun Bepe Junior mulai bergabung dengan klub kebangaan kota Jakarta, Persija. Di Persija lah karir sepakbola Bambang Pamungkas mengalami peningkatan pesat. Total sudah 115 gol ia cetakan selama membela team yang berjuluk Macan Kemayoran.
Selain dari jumlah gol yang sudah dicapai, Bepe turut serta mengantarkan Persija Jakarta meraih juara pada tahun 2001, serta beberapa penghargaan yang pernah diraihnya mulai dari pemain terbaik, hingga topskor selama membela Persija.
Prestasi bagus di Persija ternyata juga berimbas juga kepada penampilannya di Timnas Indonesia, walaupun belum berhasil mempersembahkan gelar juara dalam event kejuaraan apapun, Bepe berhasil membuat sejarah baru dengan jumlah gol terbanyak di timnas, mengalahkan Kurniawan Dwi Julianto yang juga merupakan pemain yang menjadi inspirasinya selama ini dengan torehan 35 gol.
Karir Bepe tidak hanya cemerlang didalam negeri saja, tercatat bepe pernah menjajal kerasnya sepakbola negeri kincir angin selama 4 bulan bersama EHC Norad, dan bersama Selangor yang sukses dibawanya juara 44 kompetisi yang berbeda di tahun yang sama, serta menjadi pemain terbaik, Malaysia Cup pada tahun 2005.
Dengan semua catatan – catatan karier dan prestasi yang sudah diraihnya, tidak menjadi suatu hal yang aneh apabila bepe memiliki banyak fans dan penggemar. Tidak hanya dari supporter Persija saja, namun dari kalangan supporter lain kagum dengan sosoknya. Dan penggemar ataupun fans bepe memiliki sebutan tersendiri yaitu Bepe lovers.
Terkadang kecintaan Bepe lovers terhadap Bambang Pamungkas melebihi kecintaanya terhadap Persija. Jadi mereka “seperti” tidak begitu perduli dengan team secara keseluruhan tapi hanya kepada seorang bepe. Hal tersebut sebenarnya berdampak kurang baik untuk team Persija, karena Persija membutuhkan support tidak hanya kepada individu kepada pemain tapi kepada keseluruhan team.
Sampai yang terhangat sedang dibicarakan menjelang persiapan Persija menghadapi kompetisi ISL musim depan, yang mana dikabarkan Bambang Pamungkas akan meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya untuk kembali menunjukan aksinya berlaga di luar negeri. Kali ini klub yang dikabarkan berminat untuk meminang bepe, yakni klub Wellington Phoenix, klub asal Selandia Baru yang mengikuti kompetisi tertinggi liga Australia (A-League).
Berita yang menjadi 2 sisi yang berbeda dipersepsikan, bagi Bepe sendiri kesempatan ini tentu bisa dijadikan sebagai catatan tersendiri dalam kariernya di dunia sepakbola yang digelutinya selama ini, tapi tidak bagi bepe lovers. Karena bagi Bepe lovers, kepergiaan bepe ke Australia, sama saja dengan tidak bisa melihat aksi – aksi bepe di Indonesia. Hal tersebut yang tidak diinginkan oleh mereka. Sedikit konyol memang kedengarannya tapi itulah fenomena yang terjadi. Seperti yang terangkum dalam beberapa media online yang terpantau oleh Jak Online, melalui account twitter resmi Jak Online di @JakOnline
Seperti ini lah reaksi mereka ketika mengetahui rencana kepindahan bepe, “bepe ga boleh pindah,aku ga rela, nanti aku jadi ga semangat lagi nonton Persijanya kl ga ada bepe “ ada lagi seperti ini “ga rela bepe pindah ayo dong manajemen Persija tahan bepe supaya jangan pergi” ada juga yang bilang kaya gini “bepe please jangan pindah dari Persija, belum siap kehilangan kamu” dan dari semua kata – kata yang terangkum di twitter JO, ada satu yang sangat ekstrim “ gue doain bepe gagal tes kesehatannya di Australia, biar ga jadi pindah, masih belum bisa terima bepe pindah”
Mungkin bagi yang membaca semua keluh kesah bepe lovers terlihat sangat berlebihan, tapi itulah fakta yang ada. Bambang Pamungkas sudah menjadi magnet tersendiri bagi para penggemarnya. Bagi gue pribadi apapun keputusan yang diambil Bambang Pamungkas, harus disupport karena itu semua untuk kebaikan kariernya kelak.
formasi bisa berubah, pemain bisa berganti, hanya satu yang tak berubah dan berganti RASA CINTA INI AKAN ABADI
THE NEXT " BAMBANG PAMUNGKAS"
Syamsir Alam, goal getter tim SAD Indonesia dalam Quinta Division Uruguay 2008/2009, ternyata adalah anak “Rang Balingka” Kabupaten Agam. Nun, jalan menuju kelok 44 yang terkenal panorama alamnya di Sumatra Barat, sambil menyaksikan kemilau air danau Maninjau.
Pemain kelahiran 6 Juli 1992 ini, dalam kompetisi Quinta Division U-17 Liga Uruguay yang telah dijalaninya, acap kali menciptakan gol untuk kesebelasannya. Produktifitas Syamsir memang tercipta berkat penampilan briliannya dalam setiap pertandingan.
Sementara pada putaran pertama, dari 23 pertandingan yang dilaksanakan, Syamsir Alam juga telah mengoleksi 10 gol selama kompetisi putaran pertama tahun 2008 lalu, disusul Shalan Shodiq dengan 5 gol, hingga total gol yang telah diraihnya selama kompetisi Quinta Division berjumlah 14 gol, sementara untuk putaran pertama ini anak sulung dari Edinas Sikumbang,SH yang pengacara kondang di Jakarta dan berkantor di Menara Sudirman ini, baru mencetak satu gol waktu menjebol tim Racing, Awal April 2009 lalu.
Sehingga tidak mengherankan jika dari hasil analisa pelatih Cesar Payovich, performa Syamsir selalu mendapatkan nilai lebih. Dalam dua laga awal bahkan Cesar memberikan nilai 9 untuk aksi pemain bernomor punggung 10 ini.
“Dari segi fisik dan teknik, Syamsir Alam saat ini memang yang terdepan diantara pemain SAD yang lain. Kemampuan dribel dan pergerakan tanpa bolanya sangat baik. Saya harap ia terus tekun berlatih dan mampu mengambil pelajaran dari ketatnya persaingan di Liga Uruguay. Yang penting, jangan pernah merasa sombong dan puas diri,” komentar Cesar Payovich.
Dalam skema permainan Cesar Payovich, Syamsir Alam yang di akhir putaran pertama sering dimainkan sebagai gelandang serang yang bermain di belakang dua striker dalam pola 4-3-1-2, sejak dua pertandingan terakhir lebih dimaksimalkan sebagai striker bersama Alan Martha.
“Dengan kapasitas teknis dan visi bermainnya yang bagus, Syamsir Alam mampu memainkan peran yang bagus saat sebagai striker maupun gelandang. Buktinya, dalam beberapa pertandingan dia juga mampu mencetak gol saat bermain sebagai gelandang serang, “ tutur Cesar.
Tekanan pertandingan dalam Liga Uruguay 2008 dikatakan oleh Cesar tak berbeda jauh dengan di Eropa. Seorang pemain tidak hanya cukup mengandalkan kualitas teknis saja. Tapi diperlukan juga kondisi fisik yang prima serta visi bermain yang baik untuk selalu melepaskan diri dari tekanan lawan.
“Hal inilah yang harus terus dipelajari oleh Syamsir. Dalam beberapa pertandingan terakhir, ia selalu mendapatkan pengawalan ketat dari pemain belakang lawan. Ke depannya ia akan semakin mendapat penjagaan ketat karena sudah mulai disegani,” kata Roberto Regis Milano, agen yang mengurusi SAD Indonesia selama di Uruguay.
Dan kepiawaiannya dalam mengolah “si kulit bundar” di lapangan permainan, tidak hanya dikagumi para pelatih maupun pemain bola di Uruguay. Kalangan gadis-gadis cantik penggemar sepakbola di Amerika Latin juga ikut-ikutan mengagumi Alam. Salah satu diantaranya adalah Denise, warga Argentina penggila sepakbola yang ikut tergila-gila dengan Alam.
“Ah, Denise itu hanya teman biasa aja om. Kebetulan aja dia sering curhat sama Alam, sehingga terlihat kami sering bersama pada waktu libur latihan.” Kilah Alam ketika ditanya soal hubungan intimnya dengan warga Atgentina tersebut. Bagi yang ingin kenalan dengan Alam, bisa membaca komentarnya dengan mengklik pas photo alam di halaman utama.
Memang, meski usia Syamsir Alam sebaya dengan 24 rekan lainnya di Uruguay, ia lebih memiliki jam terbang internasional yang tinggi. Saat masih berusia 12 tahun, Syamsir sudah memperkuat Timnas U-14 di Piala Asia U-14 2004. Ia juga sempat mencicipi mulusnya rumput di Perancis dalam kejuaraan Danone Cup. Yang terakhir, dalam usia 15 tahun, Syamsir malah berhasil masuk timnas U-19 asuhan pelatih Bambang Nurdiansyah di kualifikasi Piala Asia U-19 tahun lalu. Selain itu, Syamsir sudah pernah berlatih di Belanda bersama timnas U-23 dan tim-tim yunior Divisi Utama Belanda.
Bachdim Puji Bepe Sebagai 'Legenda'
Indonesia sukses menggulung Thailand 2-1 di pertandingan terakhir penyisihan Grup A Piala AFF, Selasa 7 Desember 2010. Dua gol Indonesia diborong oleh Bambang Pamungkas dari titik penalti di menit 81 dan 89.
Bepe -sapaannya- turun sebagai cadangan dan baru merumput di menit 59 menggantikan Irfan Haarys Bachdim. Dua gol itu membuat koleksi gol Bepe di timnas bertambah jadi 34. Tak salah jika kemudian, pujian datang dari sesama rekan-rekannya di timnas. Termasuk Irfan Bachdim, pemain muda yang selama ini menggeser posisinya di starting line up tim Merah Putih.
"Hanya ada satu orang, satu pahlawan, satu legenda. Namanya Bambang Pamungkas," kata Bachdim dalam time line Twitternya beberapa jam selepas pertandingan di Stadioan Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Bepe sendiri langsung jadi trending topic, bukan cuma di Indonesia tapi dunia. Selain nama Bepe, nama Arif Suyono turut meledak masuk dalam urutan keenam di trending topic, Selasa malam.
Sayangnya Bepe yang jadi buah bibir malam itu masih saja pelit mengeluarkan pernyataan. Selepas pertandingan, Bepe langsung ngeloyor dari arena Mixed Zone yang memang diperuntukkan untuk sesi wawancara antara pemain dengan juru warta. Dibantu pengawalan rekan-rekannya, striker Persija Jakarta ini meninggalkan para wartawan tanpa sepatah kata pun.
Bambang Pamungkas: Sepakbola dan 3 Gadis Istimewa
Saat Bambang kecil, ia menganggap sepakbola hanya hobi yang akan membuatnya gembira dan puas luar biasa saat bermain. Namun kini, sepakbola sudah menjadi sebuah pekerjaan utamanya. “Makanya kita harus selalu menjaga kondisi dan permainannya pada level terbaik walaupun terkadang harus mengorbankan kesenangan pribadi,” aku pria kelahiran 10 Juni 1980.
Keluarga Segalanya
Sebagai atlet yang kerap dituntut terus berprestasi, kehadiran istri dan ketiga buah hati di setiap pertandingan, menjadi hal paling indah bagi Bambang Pamungkas. "Mereka selalu ada untuk mendukung saya dalam keadaan apapun,” katanya. Tak heran bila keluarga adalah segalanya bagi Bambang. Karena menurutnya, keluargalah yang bisa memberikan motivasi saat Bambang di atas atau sedang terpuruk. “Keluarga tempat kita mengembalikan kepercayaan diri. Itu sebabnya di manapun saya bertanding, saya selalu berusaha memohon doa restu dari kedua orangtua dan istri saya melalui telepon. Apa yang saya lakukan selama ini adalah untuk mereka,” kata suami Tribuana Tungga Dewi.
Kemandirian dan Tanggung Jawab
Dari perkawinannya dengan Tribuana Tungga Dewi, Bambang Pamungkas dikaruniai 3 orang puteri, Salsa, Abel dan Syaura. Bambang dan istri berkomitmen untuk menanamkan kemandirian dan tanggung jawab kepada ketiga puterinya. “Saya dan istri selalu berusaha memberikan kebebasan kepada Salsa, Abel dan Syaura. Mereka boleh memilih apapun yang menjadi kegemaran mereka. Namun, mereka harus mulai bertanggung jawab dengan apa yang mereka pilih. Berikutnya, saya dan istri akan mengawasi dan membetulkan jika sudah mulai ke luar dari jalur,” jelasnya.
3 Gadis 3 Karakter
Bagi Bambang, ketiga gadis kecilnya punya karakter menarik. “Salsa, puteri sulung saya sedikit lebih pendiam. Terkadang malah cenderung pemalu. Akan tetapi dia lebih bijaksana dan selalu bisa mengalah kepada ke dua adiknya,” katanya bangga. Sementara Abel, puteri keduanya, agak susah ditebak. “Jika moodnya sedang bagus, dia akan sangat terbuka dan ceria. Tapi jika mood nya sedang kurang bagus, maka dia akan menjadi lebih pendiam. Nah, kalau si bungsu, Syaura, dia adalah bos di rumah keluarga Bambang Pamungkas. “Syaura tergolong anak yang sangat aktif dan ceria. Hal yang paling lucu di umur 3 tahun dia sudah dapat memilih baju sendiri untuk berangkat ke sekolah,” kata Bambang lagi.
Bambang dan ketiga gadisnya terlihat begitu kompak. Di saat senggang, mereka sekeluarga menghabiskan waktu bermain di Kidzania. “Tempat ini favorit kami karena di sini mereka bisa bermain dan belajar mandiri. Anak-anak saya sangat menyukainya.”
Laskar Pamungkas
Saat ini, Biskuat secara resmi mulai melakukan pencarian 11 anak-anak bersemangat tinggi untuk bergabung dalam Laskar Pamungkas. Dan Bambang ditunjuk untuk memimpin Laskar Pamungkas ini. Nantinya, kesebelas anak tersebut akan dikirim ke Afrika Selatan. Selain memiliki semangat tinggi, anak-anak harus memiliki mimpi setinggi langit. "Jangan pernah berhenti bermimpi, karena mungkin suatu saat nanti, mimpi anak-anak akan menjadi kenyataan. Yakin dan berusaha keraslah untuk mewujudkan mimpi kalian,” pesan Bambang kepada anak-anak Indonesia. Bambang menyerukan agar anak-anak Indonesia harus memiliki mimpi dan tekad yang sekeras baja.
Dan untuk para Moms, Bambang berharap; “Berilah kebebasan kepada anak-anak kita untuk mengembangkan bakat sesuai keinginan mereka. Dengan begitu kita sudah selangkah di depan, untuk mendukung mereka menjadi pribadi yang sukses”.
Perbedaan Pinalti Bambang Pamungkas dan Firman Utina
Kegagalan Firman Utina mengeksekusi pinalti ke gawang Malaysia di final leg kedua lalu menjadi awal kegagalan timnas Indonesia merengkuh Piala AFF kesekian kalinya. Tendangan kaki Firman terasa kurang cukup cepat dan kuat menembus pertahanan Khairul Fahmi, kiper Malaysia, malam itu. Bola pun mulus meluncur ke tangan sang kiper. Berbeda dengan sepakan Bambang Pamungkas ketika mengeksekusi dua pinalti ke gawang Thailand di babak penyisihan sebelumnya. Bambang dua kali dengan baik berhasil mengoyak jala kiper Thailand. Apa yang berbeda diantara keduanya? Buku teks Fisika bisa memberikan jawabanya.
Terlebih dahulu perlu diingat bahwa proses “tendangan pinalti” seperti halnya tendangan bola pada umumnya merupakan peristiwa tumbukan antara kaki dan bola. Kecepatan bola yang “bereaksi” akibat tumbukan tersebut tergantung pada massa kaki pemain, dan massa bola serta koefisien restitusi. Hasil kalkulasi dan penurunan rumus dari beberapa referensi, diperoleh bahwa kecepatan bola berbanding lurus dengan kecepatan kaki sang pemain. Anda bisa mengecek rumus lengkapnya di sini. Makin cepat kaki, makin deras bola yang dihasilkan. Dan karena percepatan bola berbanding dengan “gaya”, maka makin cepat bola meluncur, makin keras juga “terjangannya”.
Kegagalan Firman Utina mengeksekusi pinalti ke gawang Malaysia di final leg kedua lalu menjadi awal kegagalan timnas Indonesia merengkuh Piala AFF kesekian kalinya. Tendangan kaki Firman terasa kurang cukup cepat dan kuat menembus pertahanan Khairul Fahmi, kiper Malaysia, malam itu. Bola pun mulus meluncur ke tangan sang kiper. Berbeda dengan sepakan Bambang Pamungkas ketika mengeksekusi dua pinalti ke gawang Thailand di babak penyisihan sebelumnya. Bambang dua kali dengan baik berhasil mengoyak jala kiper Thailand. Apa yang berbeda diantara keduanya? Buku teks Fisika bisa memberikan jawabanya.
Terlebih dahulu perlu diingat bahwa proses “tendangan pinalti” seperti halnya tendangan bola pada umumnya merupakan peristiwa tumbukan antara kaki dan bola. Kecepatan bola yang “bereaksi” akibat tumbukan tersebut tergantung pada massa kaki pemain, dan massa bola serta koefisien restitusi. Hasil kalkulasi dan penurunan rumus dari beberapa referensi, diperoleh bahwa kecepatan bola berbanding lurus dengan kecepatan kaki sang pemain. Anda bisa mengecek rumus lengkapnya di sini. Makin cepat kaki, makin deras bola yang dihasilkan. Dan karena percepatan bola berbanding dengan “gaya”, maka makin cepat bola meluncur, makin keras juga “terjangannya”.
Dari sini, kita bisa amati adanya perbedaan mencolok antara Bambang Pamungkas dan Firman Utina dalam mengeksekusi tendangan pinalti.
Dalam kasus Bambang, dia mengambil ancang-ancang penuh untuk menendang dari garis terluar kotak pinalti (berjarak sekitar 16,5 meter dari gawang). Bola berada 11 meter di depan kiper, atau 5,5 meter di depan Bambang. Hasil pengamatan lewat video dari Youtube, kecepatan lari Bambang dari titik ancang-ancang sebelum menendang bola adalah 3.24 meter per detik (m/s). Kecepatan lari ini bisa kita asumsikan sebagai kecepatan kaki Bambang dalam menendang bola pinalti.
Bola yang disepak Bambang meluncur dari titik 11 meter ke gawang dengan waktu tempuh sekitar 0.3 detik. Artinya, kecepatan luncur bola tersebut akibat sepakan Bambang adalah sekitar 31.43 m/s.
Sekarang kita perhatikan Firman Utina. Videonya bisa anda lihat di sini.
Firman tidak mengambil ancang-ancang sejauh Bambang ketika akan mengeksekusi pinalti. Hanya sekitar 3 meter dari titik 11 meter. Cilakanya lagi, kecepatan lari Firman pun tidak secepat Bambang. Hasil perhitungan saya dari video hanya 3 m/s, berbeda 0.43 detik bandingkan dengan Bambang.
Perbedaan yang terasa kecil tersebut efeknya besar pada kecepatan bola. Bola meluncur dari titik 11 meter menuju gawang dengan waktu tempuh sekitar 0.8 detik. Artinya, kecepatan luncur bola hanya mencapai 13.75 m/s, jauh lebih rendah dari sepakan Bambang.
Kalau kita bandingan kalkulasi di atas dengan hasil perhitungan Sam Williamson, seorang Fisikawan dari Center for Neural Science, New York. Menurut pengamatannya, penjaga gawang akan bereaksi rata-rata-rata 0.3 detik setelah bola di tendang. Selama 0.3 detik itu diduga otak kiper sedang menganalisa dan kemudian mengambil keputusan bentuk reaksi yang harus diambil. Setelah itu, kiper membutuhkan tambahan waktu sekitar 0.1 detik supaya otot-otot menjalankan perintah otak dalam merespon tendangan bola ke arahnya. Total waktu yang dibutuhkan adalah sekitar 0.4 detik.
Referensi ini jelas menjadi alasan ilmiah untuk menjawab kenapa eksekusi pinalti Bambang tidak bisa diantisipasi oleh penjaga gawang Thailand. Waktu luncur bola hasil sepakan Bambang (0.3 detik) terlalu cepat bagi kebutuhan waktu minimum sang kiper untuk bereaksi (o.4 detik). Dalam kasus Firman Utina, waktu tempuh bola menuju kiper tergolong lambat, 0.8 detik. Lebih dari cukup bagi sang kiper untuk bereaksi menggagalkan tendangan tersebut.
Kecepatan bola yang jauh berbeda diantara keduanya sepertinya dipengaruhi oleh jarak ancang-ancang yang ditempuh, dan kecepatan kaki (lari) saat menendang. Dua parameter ini berbanding lurus dengan kecepatan laju bola menuju kiper plus besarnya gaya dorong yang dihasilkan. Jika Firman mengambil ancang-ancang lebih jauh dan kecepatan kaki yang lebih tinggi, bola (mungkin) akan lebih deras meluncur ke arah gawang. Saya sebut mungkin karena bisa jadi faktor lain akan berpengaruh, misalnya arah angin.
Satu hal lagi adalah “massa kaki” Bambang sepertinya lebih besar ketimbang Firman. Bambang sekitar 3 kg lebih berat dari pada Firman yang barangkali juga berefek pada masa kaki mereka masing-masing. Walhasil, dengan massa kaki yang berbeda, gaya dorong dan kecepatan bola yang disepak pun akan berbeda antara keduanya. Firman setidaknya harus berusaha “lebih keras” dibandingkan Bambang dengan kekurangan “massa” tersebut untuk bisa menghasilkan luncuran bola yang tidak kalah deras dan kuat dibandingkan Bambang.
Sepertinya memang pemain bola harus mengerti kaidah hukum fisika yang bisa mereka terapkan di lapangan :) Apapun itu, kita perlu apresiasi perjuangan timnas di Piala AFF kemarin. Luar biasa dan membanggakan kita semua.
Langganan:
Postingan (Atom)